Kamis, 08 November 2012

KISAH SEORANG PEKERJA


KISAH SEORANG PEKERJA

Dua bulan terakhir ini aku menjalani hari-hari baru. Pertama aku kerja di toko emas, kemudian pemilik toko emas tersebut membuka usaha baru, yaitu distribusi barang, dan aku pun ditempatkan pada bagian distribusi itu.

Awalnya aku menyangka bahwa kerja di toko emas hanya mengurusi emas saja, tetapi faktanya aku & rekan-rekan kerjaku juga disuruh kerja layaknya pembantu rumah tangga, mulai dari menyapu lantai, ngepel, bersih-bersih perabot, WC, kamar mandi, masak, di suruh-suruh beli ini itu, nyetrika, bahkan sampai ngurusin sarang burung walet.

Kami pun kerja tak kenal waktu, bangun jam setengah enam pagi, beres-beres rumah, kemudian menyiapkan keperluan toko emas, karena toko-toko tersebut ada di pasar-pasar yang jaraknya bisa ditempuh sampai satu setengah jam dari rumah. Setelah semua beres, kami pun menuju pasar naik mobil sang majikan. Sesampainya di tempat, sekitar jam 8 atau setengah 9, kami mulai jualan. Dan pukul 1 atau 3 sore kami pulang.

Sesampainya di rumah, sekitar pukul 4 atau 5 sore, kami melakukan rutinitas beres-beres rumah. Hingga malam hari kami masih kerja, mulai dari beres-beres, hingga mengurus pekerjaan emas itu sendiri, yaitu mencucinya, kemudian memolesnya supaya mengkilap, lalu memasang bandrol, dan menimbangnya. Biasanya sampai jam 12 malam baru beres.

Lebih buruk lagi bila ada pekerjaan melebur emas, bisa sampai subuh baru kelar.

Kami hampir-hampir nggak punya waktu untuk istirahat. Bahkan untuk makan saja susah karena sang majikan tak begitu peduli pada urusan perut kami, kadang kami keluar uang sendiri untuk beli rames.

Selama 2 minggu terakhir aku menggantikan posisi temanku di stockist TIANSHI, sebuah toko distribusi barang-barang Multi Level Marketing asal China, yaitu TIENS, yang di Indonesia lebih terkenal dengan nama TIANSHI.

Di situ aku kerja seorang diri, mulai jam 8 pagi hingga jam 7 malam.
Yang lebih parah lagi, bila si bos (anak dari majikan toko emas) ada di rumah, aku selalu di suruh-suruh ini itu mulai dari pagi sampai jam 3 malam, kadang jam 10 malam, jam 12 malam, pokoknya sampai malam. Aku kerja tak boleh istirahat, selesai satu lanjut yang lain, begitu seterusnya hingga aku sakit.

Kemarin tanggal 4 Desember aku kabur dari situ, aku udah nggak sanggup kerja di situ lagi, aku pulang dalam keadaan sakit, tapi semoga cepat sembuh.

Untung aku masih memiliki keluarga. Aku pun pulang.

Aku berbagi cerita ini bukan untuk membuka aib sang majikan. Namun, aku ingin berbagi pengalaman dunia perantauan, supaya bisa diambil hikmahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar